Seorang teman pernah bilang ke saya “ Orang padang itu rasis-rasis yaa”. Well saya cuma bisa bilang kalo itu semua ‘totally right’. Emang kita gitu. Buktinya seorang teman saya waktu euphoria TIMNAS bikin heboh seantero negeri sempet bilang “kalau aja TIMNAS bakal tanding bareng Semen Padang (a.k.a klub sepakbolanya padang) saya bakal tetep dukung Semen Padang walaupun harus berhadapan sama 32 provinsi lain”. Keliatan kan ya? Iya. Semua orang padang *sebenernya saya lebih suka menyebut minangkabau* RASIS. Kalau dikasih kesempatan membela diri sih saya bakal bilang SEMUA ORANG DARI SUKU MINANGKABAU MENCINTAI TANAHNYA SENDIRI DENGAN SEGENAP HATINYA. Kalau katanya Panji dalam Nasional.is.me, Nasionalisme itu bukan melebur perbedaan dan menjadi SATU, tapi gimana kita berbeda, nerima perbedaan itu, dan berusaha BERSATU ditengah perbedaan. Jadi setuju kan ya kalau rasis itu gak salah? Sepakat ya ya ya! Hehe. Sebenarnya tergantung seperti apa konteks rasis yang kita bicarakan ya. Asal jangan menganggap diri paling baik dan menyalahkan suku lain aja. J
Dan hari ini saya punya kabar gembira untuk para urang awak atau cah-cah Minangkabau bahwa sesungguhnya kita punya MODAL yang dahsyat sekali buat pembangunan. Yang kita gak punya cuma dua dan keduanya ini BISA BANGET kita ciptakan yaitu modal sosial dan finansial. Well, dibeberapa kesempatan yang anehnya disadari orang-orang luar Minangkabau sempat bikin saya terkesima dalam arti sesungguhnya. Waktu itu lagi seminar, kebetulan bahas soal seni menghidupkan kota *bisa juga lewat arsitektur* speakernya bilang “kalau di Padang (a.k.a Land of Minangkabau) kan bangunannya begini semua nih, siapa juga nggak tau” sambil ngegambarin atap rumah gadang. Dan saya dengan segala sensitifitas rasis saya langsung mikir “Maannnn,,, Dari sisi arsitektur, semua orang juga tau ke khasan rumah gadang dan itu teramat sangat MENJUAL dalam artian yang sebenarnya.” Kebayang nggak sih kaya di Korea, di bukittinggi atau tempat lain kita bisa bikin komplek perumahan dengan local wisdom memadukan arsitektur modern-tradisional yang nyaman? Undang deh orang dateng ngeliat liat!
Trus buat kamu yang pembaca The Naked Traveller–nya Trinity (a.k.a referensi buat mereka para backpacker sejati) pasti akrab dengan Cubadak Island *buat yang belum tau cubadak island adalah resort yang dikelola investor Italy dan rame dikunjungi wisatawan asing buat diving, snorkeling, paragliding, dll di pessel* yang di gambarkan keeksotisannya bikin Italian nangkring di Cubadak selama dua minggu tanpa ngerasa perlu buat ngunjungin Bali!! Bayangin! Bayangin! BAYANGIN!! Dan saya sih sangat berterima kasih sama mbak Trinity yang udah ngereview Cubadak dan masukin ke bukunya yang national best seller bikin orang-orang ‘ngeh’ kalau ‘ada lhooo pulau cubadak ituu’ bahkan ke saya yang asli Minangkabau dan selama ini gak tau keberadaan pulau itu.
Trus makasih juga buat Padji yang udah ngereview Padang di bukunya Nasional.is.me dan bilang “Sumatera Barat lengkap dengan makanannya adalah salah satu tempat PALING berkesan buat saya.” Dan “Datanglah sekali-kali ke bukittinggi, bukittinggi yang menyimpan banyak inspirasi”. Makasih juga buat Raditya Dika yang udah lebih 1 juta followers dan ngeramein timelinenya dengan sering ngangenin masakan Padang, dengan cerita-ceritanya soal belajar silek padang, dan tentu saja dengan ceritanya soal angkot kota padang yang bersayap bak malaikat!! Well, bagian ini sukses bikin saya DIHUJAT rekan di kampus dan bilang “Angkot padang bersayap? Alay dong yaaaa! Hahaha.. J “ Grrrrr… Tapi sebagai pembelaan saya pengen bilang kalau sesungguhnya sopir angkot Padang menguasai ilmu marketingnya transportasi. Dilihat dari sisi ketergantungan masyarakat terhadap angkot (a.k.a salah satu opsi public transport), dipadang ketergantungan itu masih tinggi. Dan berdasarkan buku yang saya bacaa (duilee) public transport adalah satu unsur penting dalam sustainable transport, konsep transportasi yang berkelanjutan. Jadi solusi transportasi yang nyumbang gas rumah kaca secara besar besaran. Makin tinggi ketergantungan public terhadap public transport makin sustainable-lah system transportasi suatu kota. Dan untuk bikin ketergantungan itu sendiri si supir angkot di kota padang butuh minimal 3 kriteria : ganteng, angkot full music, dan design angkot yang artistic! *salah satunya ya bersayap gitu*. HEY! ITU MARKETING!! J
Yang jelas makasih banget buat ‘orang-orang asing’ tadi yang udah promo sumatera barat. Sungguh itu sangat berarti buat saya dan buat Sumatera Barat. Buat Pak Emil di seminarnya, Mbak Trinity di Best Seller Book nya, Buat Panji di Nasional.is.me nya, dan buat Raditya Dika dengan Timeline yang dibaca 1 juta followers-nya. Minimal bikin saya ngeh dan sadar bahwa “GUE PUNYA SUMATERA BARAT YANG LUAR BIASA”. Yang potensial. Coba deh perhatiin kalau orang-orang bahas keragaman suku di Indonesia teteup aja selain jawa, sunda, sasak, dan dayak, Minangkabau pasti jadi suku yang ikut disebut-sebut. Minangkabau adalah suku yang besar dengan budaya yang khas. Hellooow, Branding And Positioning kita di Indonesia *bahkan di beberapa kasus nembus pasar internasional* itu KUAT BANGET! Apalagi sih yang dibutuhin dalam pengembangan daerah *khususnya sektor pariwisata* selain potensi-potensi tadi? Well, benak saya sedang berimajinasi membayangkan Land of Minangkabau dimasa datang jadi sentra wisata bahari, kuliner, budaya, dan sejarah yang dikenal dan didatangi Italian, dutch, spanish, dan orang-orang dari seluruh penjuru dunia. FYI aja Mandeh Resort (sikuai island, cubadak island, dan beberapa kampung di pessel) sejak 7-8 tahun lalu udah dinobatkan jadi pusat wisata bahari kawasan barat Indonesia bersama BIAK dan BUNAKEN di bagian timur. Tapi daerah kita bahkan belum dapat pengembangan apa-apa. Tugas kita pastinya yaa..
NB : Bukan kebetulan anda dilahirkan
saat kondisi sumatera barat jauh tertinggal seperti ini..
Bukan kebetulan anda membaca tulisan ini..
Kesimpulannya, anda dilahirkan untuk membawa perubahan ke Sumatera Barat..
*nyontek kata kata di nasional.is.me dikiittt.. :)
nasional.is.me..ha..ha.. dari pencetus otonomi daerah, sebentar lagi mau mendirikan negara andalas. Minangkabau itu romantis "tiba-tiba bikin negara, tiba-tiba hilaaang" for bukti: indonesia, malaysia, singapore.
BalasHapusRasis, picik dan fanatik.
BalasHapus