Sabtu, Oktober 29, 2011

SAAT YANG TEPAT

Masih banyaknya masalah yang dihadapi bangsa seperti kemiskinan dan terorisme menimbulkan dua pilihan pandangan bagi masyarakat yakni psimis atau optimis memandang kemajuan bangsa. Akan tetapi, pada dasarnya jika setiap orang berpikir untuk menjadi ‘solusi’ bukan ‘masalah’ bagi Indonesia makan perubahan bukan mustahil dapat diwujudkan. Apalagi mengingat banyaknya potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Masalah yang ada mestinya bukan merupakan satu hambatan bagi generasi muda untuk tidak berkarya. Justru masalah memberikan kita waktu yang tepat untuk menciptakan perubahan bagi bangsa.

SAAT YANG TEPAT
Oleh : Novia Valentina

Agustus 2011. Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Liburan semester genap memang menjadi satu kebahagiaan sendiri bagi mahasiswa di perantauan. Konon karena waktu liburan yang panjang dan kebetulan tahun ini sekaligus bulan ramadhan, membuat ritual pulang kampung bertemu keluarga yang hanya sekali setahun menjadi berkesan. Di Sumatera Barat, tempat asal saya, di satu kesempatan saya berkunjung ke rumah paman yang sangat sederhana. Bersama seorang kakak, saya berjalan kaki menyeberangi sungai tanpa jembatan, hanya lompat dari satu batu ke batu yang lain dan mendaki sebuah bukit kecil dengan sawah berjenjang-jenjang di kanan kirinya. Disana, kita bisa menemukan jenis toilet ‘tradisional’ masyarakat yang jauh dari kesan sehat dan layak pakai. Apalagi toilet jenis ini digunakan oleh beberapa keluarga sekaligus.

Jangan bayangkan disana kita bisa menemukan closet duduk atau jongkok. Closet mereka hanya berupa kotak tiga sisi yang terbuat dari papan-papan lapuk dan dikondisikan diatas sebuah kolam. Satu sisi lagi terbuat dari seng bekas yang sudah bolong dan dapat digeser, digunakan sebagai pintu. Kontur tanah yang tidak rata membuat orang lain yang jika kebetulan berada di bagian yang tinggi dapat melihat kedalam toilet dari atas karena memang kotak kayu ini dibuat tanpa atap. Ketika buang air jika panas maka anda akan kepanasan dan jika hujan akan kehujanan. Soal lantai, closet jenis ini hanya terdiri dari dua kayu yang melintang dan diberi jarak sebagai tempat pup, lengkap dengan ikan-ikan kelaparan yang menanti makanan dari bawah. Dan jangan coba bayangkan ada kran atau bak air di dalam, biasanya untuk cebok mengalirlah sebuah pancuran air keruh yang bermuara pada celah antara dua kayu tadi. Selain terlalu terbuka dan tidak nyaman, teorinya closet jenis ini lebih gampang menularkan penyakit. Apalagi dipakai secara bersama oleh beberapa keluarga.

Ketika banjir dan belum terpenuhinya kebutuhan air bersih jadi masalah di kota besar, MCK yang tidak sehat dan distribusi air bersih masih menjadi masalah di pedesaan. Pandangan yang masih Java Oriented dan menganggap Indonesia itu adalah pulau Jawa atau setidaknya pulau Jawa dapat mewakili Indonesia, membuat masalah-masalah pedesaan kurang terangkat ke permukaan. Kalah populer dengan masalah kemacetan Jakarta atau proyek pembangunan BKT ( Banjir Kanal Timur ). Itulah kenapa penting bagi pembuat kebijakan memiliki dasar grassroots understanding yang memadai. Agar kebijakan-kebijakan yang dihasilkan lebih tepat sasaran dan mampu mewujudkan ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia’. Hey! Bukankah kita berada di saat yang tepat membangun kesetaraan bangsa?

7 Oktober 2011. Yogyakarta

Ketika tepat pukul 00.00 WIB, dipusat kota, 0 km Kota Yogyakarta dilangsungkan perhelatan meriah menyambut 255 tahun Kota Jogja, maka 2 jam setelahnya aksi teror dan ledakan bom molotov menggemparkan masyarakat kota. Bom yang meledak di ATM BRI Jalan Gejayan tersebut bahkan disertai sepucuk surat bertuliskan ‘Negara-Korporasi-polisi-militer adalah teroris sebenarnya, Pemberontakan sosial akan terus berlanjut karena mentari masih bersinar’. Hal ini mengingatkan saya sejenak dengan semangat #IndonesiaUnite.

#IndonesiaUnite adalah sebuah semangat nasionalisme masyarakat Indonesia yang muncul akibat pengeboman JW Marriot dan Ritz Carlton 2009. #IndonesiaUnite berusaha menyuarakan bahwa Indonesia masih ADA, berjuang, dan bersatu melawan aksi terorisme. Menyatakan bahwa terorisme bukanlah ciri Indonesia dan masyarakat Indonesia bukan teroris. Semangat persatuan ini juga yang cukup banyak membantu kestabilan pariwisata nasional masa itu. Meski Manchester United gagal datang ke Indonesia, angka kunjungan wisata nasional tak berubah drastis.

Semangat #IndonesiaUnite ini yang membuat saya mempertanyakan motif pelaku teror peledakan ATM kali ini. Ketika aksi teror yang ada malah meresahkan warga lantas benarkah aksi ini malah mengecam polisi dan militer selaku badan pertahanan dan keamanan nasional sebagai teroris sebenarnya? Ketika aksi ini malah membahayakan penduduk benarkah mereka menyebut hal ini sebagai pemberontakan sosial? Hey! Bukankah kita berada di saat yang tepat menyuarakan perdamaian dan anti terorisme?

Agustus 2010. Bukittinggi, The Dream Land of Sumatera

Pernah ke Bukittinggi? Kota sejuk dan penuh sejarah yang menginspirasi! Konon Bukittinggi merupakan kota terbesar di Sumatera pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Bahkan menjadi satu dari tiga kota yang pernah jadi ibukota NKRI. Jakarta, Yogyakarta, dan Bukittinggi!!

Sesuai namanya, kota ini punya kontur yang berbukit-bukit, beriklim sejuk, dan punya pemandangan yang indah. Bagi yang pernah dengar, di kota ini terdapat ngarai sianok. Tebing tinggi yang saling membahu kokoh dan membentuk lembah yang dialiri sebuah sungai kecil jernih ditengahnya. Meskipun saya belum pernah ke pulau Bali, Bukittinggi cukup membuat saya terkagum-kagum akan keindahannya. Bali, si pulau kecil yang bahkan lebih dikenal dibanding negara yang memayunginya sendiri, pasti lebih indah dari ini.

Kalaulah di Jawa kota seperti Yogyakarta, Solo, atau Pekalongan dikenal menjadi pusat industri batik, di Sumatera Barat batik hanya banyak diproduksi di Bukittinggi. Dan yang membuat saya heran, saya pernah menemukan batik bercorak rumah gadang, rumah tradisional Minangkabau, di pasar Bringharjo. Pasar tradisional batik Jogja yang legendaris. Cukup membuat saya merindukan Bukittinggi.

Bukittinggi juga seringkali dikunjungi wisatawan asing maupun domestik untuk berwisata sejarah. Di kota ini salah seorang proklamator Indonesia, bapak Muhammad Hatta, dilahirkan dan dibesarkan. Rumah Bung Hatta ini hingga sekarang dikelola sebagai situs bersejarah dan dibuka untuk umum setiap hari kerja. Selain itu, yang juga cukup dikenal adalah Lubang Jepang. Tempat ribuan tentara sekutu dan pejuang nasional Indonesia yang memberontak dipenjara dan disiksa dibawah tanah. Lubang ini juga digunakan sebagai tempat melarikan diri bagi tentara Jepang.

Dimata saya, Bukittinggi adalah kota yang indah, damai, dan jadi simbol perjuangan. Tak heran Pandji dalam Nasional.is.me-nya bilang ‘Datanglah sekali-kali ke Bukittinggi. Bukittinggi yang menyimpan banyak inspirasi.’ Ah tapi rasanya selain Bukittinggi tiap kota punya keistimewaan masing- masing dan layak dikunjungi. Hey! Bukankah kita berada di saat yang tepat membangun pariwisata nasional?

9 Oktober 2011. indONEsia

Begitu banyak PR yang dimiliki bangsa ini, mulai dari mengentaskan kemiskinan, tetap berjuang melawan terorisme, mewujudkan pembangunan yang merata, menghapuskan korupsi, dan ribuan tugas lain yang belum terselesaikan. Banyak sekali pihak yang psimis akan kemajuan negeri ini. Banyak juga yang mencoba menyalakan lilin ditengah kegelapan. Berpikir psimis atau optimis mungkin adalah pilihan. Tapi mencoba menjadi bagian dari SOLUSI bukan MASALAH bangsa itu bukan pilihan. Tapi KEWAJIBAN!

Coba setiap orang bisa meloloskan diri mereka masing-masing dari kemiskinan, dari sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan, meloloskan diri dari masalah air bersih, maka semua orang sudah menjadi ‘solusi’ bagi bangsa mereka. Rumitnya masalah bangsa bukan alasan untuk mundur dan membiarkan diri kita terseret menjadi ‘masalah’ bersama. Justru rumitnya masalah bisa jadi berkah bagi kita semua. Hey! Bukankah kita berada di saat yang tepat membawa perubahan untuk Indonesia?

2 komentar: