Kamis, Juni 02, 2011

Perumahan Candi Baru Semarang

Komplek Candi Baru Semarang merupakan kawasan permukiman bagi kaum ekspatriat (orang eropa yang ada di Indonesia pada masa itu) yang berada disepanjang jalan S.Parman Semarang. Komplek ini dibangun oleh Ir. Herman Thomas Karsten tahun 1916. Kawasan ini dipilih karena letaknya yang strategis yakni merupakan daerah antara (perbatasan) Semarang Atas dan Semarang Bawah serta karena pemandangan alamnya yang menghadap ke laut. Dalam membangun kawasan permukiman Candi Baru Thomas Karsten menerapkan konsep Garden City yang disesuaikan dengan kondisi Semarang pada masa itu. Hal ini yang pada akhirnya disebut dengan konsep Tropische Staad. Konsep ini menyesuaikan pola penggunaan lahan sesuai dengan kontur yang berbukit dan iklim di negara tropis. Itulah kenapa komplek ini cenderung mempunyai style arsitektur eropa kuno yang dimodivikasi sesuai untuk daerah tropis.

Mengusung konsep Garden City, Thomas Karsten sangat memperhatikan keberadaan ruang terbuka hijau berupa taman-taman. Pusat dari komplek permukiman ini sendiri terletak pada Taman Diponegoro yang hingga  saat ini masih dimanfaatkan sebagai ruang publik warga untuk bersantai maupun berolahraga.

Terbentuk melalui proses perencanaan yang matang, dalam perkembangannya kawasan permukiman Candi Baru ini mulai tumbuh secara organik membentuk suatu “kampung kota”.

Adapun bagian komplek Candi Baru yang dijadikan wilayah studi kasus adalah sebagai berikut :
Kawasan ini terdiri dari empat blok yang dibatasi oleh jalan S.Parman, salah satu jalan utama kota Semarang. Dilihat dari segi lalu lintas, jalan S parman terbilang sangat padat kendaraan terutama bus umum, truk, angkutan umum, dan mobil pribadi apalagi pada jam-jam sibuk seperti jam kerja dan pulang sekolah.

Saat ini, jejak permukiman ekspatriat Candi Baru mulai berubah. Banyak diantara perumahan golongan masyarakat ekonomi atas dialihfungsikan untuk hotel, pompa bensin, rumah makan serta usaha lain, akibatnya halaman dan taman yang asri sebagai ruang terbuka menjadi lenyap. Adapun ruang terbuka yang cukup besar dan masih digunakan penduduk sebagaimana yang terlihat pada gambar :


Ruang terbuka yang masing-masing berada di pojok timur dan barat kawasan ini adalah Taman Diponegoro dan depan makam belanda. Taman Diponegoro biasanya digunakan sebagai tempat bersantai dan berolahraga. Taman ini dilengkapi oleh tempat duduk tempat beristirahat dan melihat pemandangan ke arah selatan (pegunungan). Hal ini yang sekarang tak bisa dinikmati lagi mengingat sudah banyaknya bangunan tinggi yang dibangun hingga menutupi pemandangan kearah pegunungan. Akan tetapi jika diperhatikan pada sore hari, depan makam belanda selalu terlihat lebih ramai dengan banyaknya pedagang kaki lima dikawasan tersebut. Tempat ini lebih populer digunakan sebagai tempat jajan di sore hari. Perihal aksesibilitas, kedua ruang terbuka ini masih sangat gampang diakses masyarakat setempat hanya dengan berjalan kaki. Apalagi kondisi jalan yang sudah dilengkapi trotoar yang memadai.

Pada perkembangannya, Candi Baru bukan hanya tak terkendali, tetapi kenyataannya berubah fungsi dari kawasan hunian menjadi kawasan campuran antara hunian, perkantoran dan kegiatan usaha. Berubahnya fungsi candi baru dari perumahan mewah menjadi kawasan yang mempunyai banyak fungsi dan didiami oleh masyarakat dari segala golongan bukan tidak menimbulkan masalah. Diantaranya masalah yang timbul belakangan adalah :

1.       Posisi jalan S parman yang merupakan jalan utama dan sangat padat kendaraan seringkali menimbulkan kemacetan di setiap persimpangan yang merupakan akses masuk perumahan Candi Baru.
2.       Pembangunan yang muncul tanpa ditata lagi belakangan menciptkan kondisi perumahan yang sembrawut, muncul bangunan-bangunan yang terlalu tinggi dan tak sesuai lagi dengan tujuan awal pembangunan yakni memberikan perumahan yang humanis dan memberikan pemandangan yang indah bagi penduduknya.
3.       Image kawasan ini sebagai kawasan elite menyebabkan banyak orang tertarik berinvestasi membeli tanah di sekitar perumahan candi baru untuk dijual lagi ketika harga tanah naik. Hal ini menyebabkan banyaknya lahan-lahan kosong yang belum dimaksimalkan penggunaannya.

2 komentar:

  1. 'KAWASAN CAMPURAN"??? Bagus...baguuss...:)

    BalasHapus
  2. mohon ijin untuk artikel rujukan

    dan kalo boleh tau refrensi untuk Komplek Candi Baru apa lagi ya...

    thx b4

    BalasHapus