Emansipasi bukan berarti mempriakan wanita. Melainkan memainkan peran wanita dalam ruang-ruang yang selama ini diisi hanya para pria.
Hari kartini masih ada kan yaaa! Hehe.. Boleh dong bicara soal Emansipasi.
Inget kartini pasti inget emansipasi kan ya? Nah sebenernya apa sih emansipasi itu? Apa iya emansipasi wanita berarti mensejajarkan (atau menyejajarkan?) derajat wanita dan pria sampe benar-benar tak ada lagi jurang yang berarti “wanita boleh dong kapan aja ngapain aja melakukan hal-hal yang biasa pria lakukan!” Benar gitu? Hmmmm.. Saya pribadi sih mikirnya Enggak! Emansipasi bukan berarti tiap wanita bebas melakukan apapun yang dilakukan pria. Lantas apa itu emansipasi?
Diliat dari “asbabun nuzul” alias sebab-sebab istilah emansipasi muncul, istilah ini mulai terangkat ke permukaan pada abad ke 20. Muncul di Indonesia dimana waktu itu wanita begitu menamatkan pendidikan dasar (bagi yang beruntung) dipingit dan diajarkan ketrampilan-ketrampilan dasar menjadi ibu rumah tangga. Diajarkan menjahit, memasak, menyulam, merajut, dan banyak hal lain yang notabene TIDAK dilakukan pria. Zaman dulu moyang kita seolah mengklasifikasikan jenis pekerjaan yang mereka punya berdasarkan gender. Ini kerjaan kaum adam, dan ini kerjaan kaum hawa. Kenapa beda? Ya karna kapasitas masing-masing gender berbeda. Kaum lelaki mampu ngangkat beban berat itu kenapa kaum lelaki yang nguli bangunan ngangkat semen. Kaum lelaki cenderung lebih sanggup berpikir logis dan sistematis, itu kenapa kaum lelaki yang jadi pemimpin disetiap organisasi pergerakan menuju kemerdekaan. Kaum lelaki juga cenderung perkembangan otaknya lebih cepat itu kenapa kaum mereka yang jadi ilmuwan. Kaum wanita lebih mampu bersabar dan teliti, itu kenapa mereka yang menenun dan menjahit. Kaum wanita berlebihan rasa cinta mereka itu kenapa wanita yang memasak. *iya, masak emang berbahan dasar hati dan cinta* Memang ada beberapa kecenderungan yang “pasti” berbeda antara mars dan venus. Wanita dan pria itu berbeda! Memang! Itu kenapa mereka disebut wanita dan lainnya disebut pria. Jika mereka sama ah pastilah istilahnya juga sama. Mereka mungkin sama sama dipanggil manusia tapi ingat selalu ada pria dan ada wanita. Itu kenapa toilet selalu mempunyai dua sisi, toilet pria dan toilet wanita. Itu kenapa ada smoking room di mall-mall. Sebagai wadah melarikan diri pria-pria yang nggak tahan belanja! Tak tahan menjadi seperti wanita! Well, sejujurnya hal ini ada dan nyata dalam kehidupan kita!
Lantas apa makna emansipasi sebenarnya? Saya rasa, emansipasi adalah bagian dari keseimbangan dunia. Sama seperti ketika ada pria maka ada wanita, ketika ada surga maka ada neraka. Demikian peranan emansipasi dalam kehidupan kita. PENYEIMBANG. Lagi-lagi saya harus sebut Theory Of Balancing yang membuat dunia menjadi sempurna. Segalanya serba berpasangan di dunia. Bukan mengapa tapi jadi bagian dari keseimbangan yang menciptakan kesempurnaan diatas dunia.
Masih belum mengerti? Sederhana sebenarnya. Misal kita ambil contoh seorang ilmuwan. Seperti yang saya ceritakan tadi perkembangan otak mungkin menempatkan kaum lelaki sebagai manusia yang pantas mengemban tugas seorang ilmuwan. Beragam bidang keilmuan berkembang pesat dewasa ini. Mereka mulai menciptakan satu pil kecil yang mampu mewadahi nutrient yang tubuh butuhkan selama beberapa hari bahkan hitungan minggu. Hal kecil sebenarnya. Tapi yang tak pernah kita butuhkan sebelumnya. Mereka mulai mampu menciptakan organisme yang serupa melalui cloning. Banyak hal sebenarnya. Dan bisa kita bayangkan jika seluruh ilmuwan merupakan makhluk logis yang serba mengedepankan logika sebagaimana kaum pria. Apa iya proses cloning terhadap manusia dilarang sebagaimana saat ini? Lantas arsitek? Sedang banyak arsitek wanita masih belum mampu membuat ruang khusus ibu menyusui yang notabene “ruang yang memang dibutuhkan wanita selama siklus hidupnya”. Sedang smoking room? Bukankah smoking room hanya ruangan bagi “kegiatan” yang tidak wajib dilalui lelaki selama proses hidupnya. Lelaki tidak harus merokok. Mereka bisa tidak merokok jika mereka mau. Tak seperti wanita yang mau tak mau harus menyusui disatu waktu masa hidup mereka. Wanita adalah penyeimbang. Hanya penyeimbang! Lantas jangan pernah menuntut untuk sejajar dalam kata lain melakukan seluruh yang dilakukan pria. Secara genetis wanita punya kapasitas yang tidak sama. Dilihat dari skill wanita dan pria juga berbeda. Boleh ikut melakukan apa yang dilakukan pria tapi emansipasi bukan berarti mempriakan wanita. Melainkan memainkan peran wanita dalam ruang-ruang yang selama ini diisi hanya para pria. Buat yang menuntut sejajar ingatlah pria dan wanita memang sejajar! Sejajar dalam “kapasitas mereka masing masing”. Sama seperti keadilan, adil bukan berarti sama, tapi sejajar dengan kapasitas masing-masing.
Masih belom dapet point yang pengen saya sampaikan? Ah sudahlah, saya juga bingung menjelaskan.
Selamat Hari Kartini! Mari terus berkarya wanita Indonesia! Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar