Minggu, Februari 27, 2011

Tentang Manusia dan Zoon Politicon


Hidup tak harus saling berbalas balasan.’
Klise sih cuma cukup buat bikin kita ikhlas mengerjakan kebaikan.

Well, tak pernah ada sahabat! Yang ada cuma pertikaian kepentingan antar individu. Tak pernah ada makhluk sosial. Aristoteles pasti salah waktu bilang begitu. Yang ada hanya ‘upaya pendekatan’ manusia untuk orang lain yang dirasa bisa memenuhi kebutuhannya. Dan itu mungkin terlalu agung untuk disebut ‘sosial’ ataupun ‘sahabat’. Itu seperti menyebut kentut dengan buang angin! Koruptor dengan sampah masyarakat. Terlalu agung! *walaupun ‘benda’nya sama


Pernah nggak sih dikecewin berat sama sahabat dan selang beberapa saat dia malah ngemis meminta hal yang udah bikin kamu kecewa tadi? Oke rilnya gini. Misal kamu lagi kesulitan ngerjain tugas-tugas kamu dan kamu nanya sama sahabat yang emank kebetulan lebih pinter dari kamu. Tapi dianya nggak mau jawab. Yah berkelit dengan bilang ‘aku belum belajar yang itu’ atau ‘aku juga nggak ngerti’ atau ‘lho? Emang bu guru pernah ngajarin itu juga?’ *oke yang ini lebay* Dan mungkin seribu satu alasan lain padahal kamu tau banget kalo dia ngerti banget soal materi tadi. Eee mendadak selang beberapa saat setelahnya dia malah minta kamu ngajarin bahan pelajaran lain yang dia nggak ngerti sama sekali! Pernah nggak sih ngerasa gitu? Ato ekstrimnya sahabat ngecengin orang yang kamu taksir duluan walaupun dia tau itu gebetan kamu dan dilain jaman lagi mungkin gebetannya dia ternyata naksir kamu. Nah disaat kamu punya kesempatan buat bales inilah apa yang ternyata kamu lakukan? Dengan menggebu-gebu balesin sakit hati kamu atau sok ngenjel (kata dasarnya angel nih!) nolongin dia dengan masalah-masalahnya? *of course sebagian besar bakal jawab : BANTUIN LAH! Gimanapun kan dia temen kita* Yayayaya. Secara teoritis bakal gampang banget. Gimanapun kita harus bantuin teman kita apapun yang terjadi. Tapi ketika kamu menghadapi situasi itu dan punya dilema besar (serta pengaruh setan gede) buat bales *gue tau lo semua pernah tergoda pengen bales*, kayaknya kalimat ‘Hidup nggak selalu harus berbalas balasan itu kata yang tepat deh.

Gimanapun kita nggak boleh nyimpen dendam sama orang lain.(Klise lagi!!) Apapun yang terjadi sahabat tetap sahabat. Walaupun sahabat tercipta dari pertikaian kepentingan antar manusia kalo kamu nggak bisa mengistimewakan sahabat itu tolong perjuangkan persahabatan bukan untuk sahabat minimal untuk berbuat kebajikan yang memang kewajiban setiap manusia. Usahlah kau pikirkan lagi apa itu sahabat atau bagaimana ia tercipta. Bagaimana ia dapat diterjemahkan sebagai suatu bentuk kebutuhan manusia. Penting untuk dipahami jika dilema hebat tadi terjadi dibenakmu tak perlu lakukan kebaikan untuk sahabat! Tapi lakukan itu untuk dirimu sendiri! (kalo kamu meragukan definisi sahabat sebagai makhluk social) Kalo bukan untuk apa yang kamu butuhkan (refer ke sahabat) lakukan itu untuk dirimu sendiri. Untuk menuai kebajikan bagi keselamatan dirimu. Gak bisa dipungkiri semua orang punya bagian kelam dari hidup nya dan selalu mempunyai bibit-bibit dendam dihati setiap orang. Gue nggak pernah nyuruh orang menghilangkan dendam karna itu nggak gampang dan bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan tekat. Dendam seperti putus cinta, semakin diikhlaskan akan semakin terbayang di pelupuk mata. Dan putus cinta seperti imunisasi. Makin sering kamu putus cinta kamu bakal susah dapet penyakit yang sama lagi. Dendam butuh keikhlasan dan ilmu keihlasan itu adalah ilmu agung yang hanya bisa didapat dari hati manusia bukan dari apa yang kita pelajari. So, gue nggak nyaranin lo nyari sedalem dalemnya ilmu yang agung itu. (keburu temen lo mampus sebelum dendam lo ilang!) gue cuma nyaranin, lakukan kebaikan bukan untuk temen lo. Tapi untuk diri sendiri. Lo sayang diri sendiri kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar