Rabu, Oktober 06, 2010

Penggunaan Fasilitas Publik Ditinjau dari Kepribadian Bangsa

Kelengkapan fasilitas publik pada dasarnya memang merupakan hal yang penting dan sangat membantu dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sebut saja Taman Kota membantu kita berinteraksi dengan orang lain, berperan sebagai tempat rekreasi keluarga, dan menambah lapangan kerja seiring dengan maraknya pedagang kaki lima sebagai sektor informal perekonomian kota maupun sektor formal yang ditimbulkannya. Fasilitas publik lain seperti Tempat ibadah memberikan nilai guna yang tak kalah penting. Sebagaimana masjid digunakan sebagai tempat menuntut ilmu, kegiatan sosial, maupun tempat memuja Tuhan. Akan tetapi fasilitas public secara umum ini jika ditinjau dari kepribadian bangsa Indonesia tak selalu hanya mengundang dampak positif (nilai guna) melainkan juga dampak negative seperti penyalahgunaan. Tak jarang fasilitas fasilitas yang ada ini malah tidak tepat sasaran ataupun penggunaannya melenceng dari fungsi yang seharusnya. Salah satunya dapat dilihat dari Shelter Transjogja yang terdapat di depan Kedokteran UGM.

Shelter Transjogja yang berada di kawasan depan Kedokteran UGM dibangun milik PT Jogja Tugu Trans sebagai sektor swasta yang bekerjasama dengan pemerintahan DIY dalam hal pengadaan bus Transjogja. Dibangun berkisar 4-7 bulan lalu. Dalam usianya yang singkat shelter yang belum difungsikan ini ternyata sudah digunakan oleh para tukang bangunan UGM sebagai tempat menginap dan beristirahat. Siang hari mereka melaksanakan tugas mereka menyelesaikan pagar yang ada di Kedokteran UGM dan menginap disana. Hal ini dapat kita lihat dari barang barang dan semua peralatan seperti pakaian, alas kaki, tikar, dan lain lain yang terdapat disana. Bahkan shelter ini juga mempunyai kaca disegala sisi yang tertutup Koran untuk mencegah agar aktivitas yang ada didalamnya terlihat dari luar.




Gambar 1 Shelter yang tertutup Koran agar aktivitas didalamnya tak terlihat dan dijadikan tempat beristirahat serta menginap.










Selain itu, shelter ini belakangan juga digunakan sebagai media publikasi dan kampanye para caleg.. tak jarang poster poster yang berisikan gambar dan visi caleg terpampang di depan shelter seolah shelter adalah papan reklame di pinggir jalan.



Gambar 4
Shelter yang digunakan sebagai papan Reklame kampanye caleg

Pada dasarnya shelter ini memang belum difungsikan, akan tetapi hal ini sudah jauh melenceng dari fungsi yang seharusnya dan jika dibiarkan berlarut larut akan menyulitkan PT Jogja Tugu Trans nanti ketika shelter tersebut sudah harus beroperasi. Jadi dalam pembangunannya sebaiknya fasilitas public seperti shelter transjogja ini tidak dibiarkan dalam keadaan tak berfungsi. Dalam arti lain pembangunan mestinya dilaksanakan tepat sebelum shelter ini dioperasikan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penyalahgunaan yang memang sudah menjadi ‘budaya’ bangsa kita.

1 komentar: