'bout PLN

Kenaikan tarif dasar listrik baru baru ini yang dianggarkan sebesar 10 % akan tetapi pada pelaksanaannya ternyata terhitung berkisar antara 30 -80 % menuai banyak protes dikalangan masyarakat tak hanya rumah tangga melainkan juga dikalangan para subjek industry baik usaha kecil menengah maupun usaha dalam skala besar. Protes ini bahkan juga dilaksanakan oleh para pegawai PT PLN. Miris memang mengingat tahun 2009 lalu PLN yang biasanya merupakan perusahaan BUMN dengan kerugian terbesar ternyata berhasil meraup keuntungan senilai 10.3 triliun rupiah dan masih harus menaikkan tarif dasar listrik dengan alasan sebagai penambahan dana subsidi.

Sebenarnya hal apakah yang salah dalam pemerintahan, perindustrian dan PLN sebagai salah satu perusahaan Negara yang memonopoli listrik Indonesia? Actually, kenaikan tarif dasar listrik sebesar 10 % seharusnya bukan merupakan ancaman besar bagi dunia Industri Indonesia. Akan tetapi di Negara dunia ketiga seperti Indonesia saat ini pada praktiknya toh hal ini sangat mengguncang perindustrian kita. Toh kenaikan harga lisrik sebagai salah satu ‘bahan baku’ vital perindustrian dalam taraf yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pelaku perindustrian terpaksa mengambil beberapa kebijakan yakninya jika tidak mengurangi produksi malah mengurangi tenaga kerja. Tentu saja hal ini hanya akan menambah jumlah pengangguran Indonesia dalam skala besar. Selain itu kebijakan menambah subsidi pemerintah ini tentu juga akan mematikan usaha usaha baru yang mulai berkembang. Lalu hal apakah yang mustinya kita lakukan? Apakah membatalkan kenaikan TDL seperti yang belakangan mulai bergaung di pemerintahan merupakan sesuatu yang bijak?

Ada beberapa hal yang kita tahu dinegara kita sangat mempengaruhi roda perindustrian yakninya BBM dan Listrik. Sedikit saja harga BBM ataupun Listrik mengalami kenaikan, hal ini akan langsung mengguncang dunia industry secara dahsyat. Mengapa? Karena sebagai Negara berkembang Indonesia masih memiliki ketergantungan yang sangat tinggi dengan hal tersebut. Tak sama seperti Negara maju yang enjoy enjoy saja dengan kenaikan harga BBM. Satu pertanyaan penting yang semua orang sudah sadari : Sebagai penghasil BBM yang cukup besar mengapa Negara kitalah yang mengidap ‘penyakit panik’ seiring penambahan harga BBM? Sementara Negara Negara eropa maju dengaan lahan sempit tersebut malah ‘adem ayem’ saja? Satu hal yang penting kita lakukan adalah mengurangi ketergantungan kita dengan BBM (yang sudah mulai langka dan menghasilkan emisi yang berbahaya) dan mengurangi ketergantungan dunia usaha terhadap monopoli PLN. Biarkan PLN hanya mencapai pasar rumah tangga dan kenaikan TDL tak lagi akan menghawatirkan dunia usaha seperti Industri tekstil maupun sepatu. Toh masih banyak sekali sumber energy alternative yang tidak hanya mengurangi ketergantungan kita kepada PLN melainkan juga menjaga kelestarian lingkungan kita. Dengan begitu diharapkan perindustrian Indonesia dapat lebih stabil dan tidak merusak lingkungan. ^^