Senin, November 28, 2011

Beberapa Hal yang Misterius

Perkosaan dan tindak kriminal terhadap wanita beberapa waktu lalu sempat melabeli headline Koran dan berita-berita televisi setiap hari. Berkali-kali aparat penegak hukum kecolongan para pelaku tindak perkosaan di angkot yang ujung-ujungnya menyalahkan wanita dan menyudutkan hak wanita untuk dihormati dimata masyarakat. Bahkan ketika wanita yang harus dilindungi haknya malah ditindas, wanita tetap dijadikan kambing hitam atas musibah yang menimpa diri mereka sendiri.

Diperkosa membuat wanita dihujat dan dimaki. Mempersalahkan wanita bahwa mereka tak mampu berpakaian sopan dan tak mampu menjaga kehormatan masing-masing. Pasalnya wanita memang diciptakan indah dan mencintai keindahan. Fasion dan gaya hidup antara mesum dan ‘berseni’ memang pada dasarnya hanya mampu diterjemahkan oleh otak masing-masing orang yang notabene kapasitasnya berbeda. Batas antara indah dan vulgar memang sangat bias tergantung kapasitas ke-mesum-an otak seseorang dan cara laki-laki menghargai wanita. Well, prinsip ‘seni’ mungkin memang sedikit berbeda dengan budaya ke-timur-an dan nilai-nilai agama yang dipercaya di belahan bumi sebelah timur ini. Seni memakai heels dan mini skirt dipandang sebagai salah satu bentuk ketidaksopanan dan ke-wanita murah-an di Indonesia. Lantas bagaimana dengan praktek pelacuran?

Ketika banyak wanita miskin rela hidup dijalanan dimalam hari hanya agar sekedar bisa memberi anak-anak mereka makan malah dikucilkan dimata masyarakat. Dan ketika mereka –para wanita dan anak-anak kecil tadi- tak mampu hidup layak, mereka dirazia seolah telah korupsi dan merugikan banyak orang. Mereka para wanita dan anak-anak yang harusnya dibela malah dimusuhi, diadili, didenda, dan ditahan.

Lantas pertanyaan yang timbul adalah benarkah negara sudah menjalankan kewajiban memenuhi hak paling dasar rakyatnya? Benarkah negara dengan segala kewenangannya sudah menjamin kesejahteraan wanita dan kebebasan berkarya bagi wanita? Benarkah mereka yang mengaku beragama sudah andil dalam menjaga kemuliaan saudara-saudara mereka? Lantas siapa yang salah? Benarkah harus ada yang dipersalahkan? Ketika berbagai sisi dari kehidupan manusia berbenturan seperti ini bagian mana dari semuanya yang harus dikorbankan? Lalu apa benar satu sisi yang harus dikorbankan itu bukan hal yang penting dalam kehidupan manusia? Well, sejauh ini jawaban dari semua pertanyaan tadi masih jadi misteri. *yakaliiiiii… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar