Pengertian Superblock
Superblock merupakan suatu kawasan di konteks urban yang dirancang secara terpadu dan terintegrasi, berdensitas cukup dalam konteks tata guna yang bersifat campuran. (Ridwan Kamil 2008-2009)
Secara definisi Superblock adalah suatu kawasan di lokasi urban yang dirancang secara terpadu dan terintegrasi, memiliki kepadatan yang cukup tinggi dalam konsep tata guna lahan yang bersifat campuran (mixed – use). Selain itu ada kunci yang paling diperhatikan dalam keberhasilan pengembangan suatu Superblock yaitu keberhasilan dalam mekanisme kontrol.
Sejarah Superblock
Superblock sebenarnya bukan merupakan konsep baru, karena sejak awal abad 19 mulai dikembangkan dengan prinsip mengatasi kemacetan melalui peningkatan kepadatan. Tokoh pentingnya adalah Le Corbusier, seorang arsitek dan urbanis beraliran sentris. Karya le Corbusier yang dihasilkan pada tahun 1935 yaitu La Ville Radieuse atau Radiant City, merupakan sebuah rancangan kota dengan model practical dan menggunakan analogi city as machine, yang terdiri dari komponen-komponen dengan fungsi yang jelas dan saling terkait. Rancangan ini diusulkan untuk dibangun di pusat kota Paris, untuk meningkatkan kapasitas perkotaan dalam rangka memperbaikikualitas lingkungan dan efisiensi kota (Kostof, 1991 ; Breheny, 1996). Gagasan ini memang tidak pernah direalisasikan, tetapi konsep ini telah mengilhami pengembangan superblock di berbagai kota.
Superblock sebenarnya bukan merupakan konsep baru, karena sejak awal abad 19 mulai dikembangkan dengan prinsip mengatasi kemacetan melalui peningkatan kepadatan. Tokoh pentingnya adalah Le Corbusier, seorang arsitek dan urbanis beraliran sentris. Karya le Corbusier yang dihasilkan pada tahun 1935 yaitu La Ville Radieuse atau Radiant City, merupakan sebuah rancangan kota dengan model practical dan menggunakan analogi city as machine, yang terdiri dari komponen-komponen dengan fungsi yang jelas dan saling terkait. Rancangan ini diusulkan untuk dibangun di pusat kota Paris, untuk meningkatkan kapasitas perkotaan dalam rangka memperbaikikualitas lingkungan dan efisiensi kota (Kostof, 1991 ; Breheny, 1996). Gagasan ini memang tidak pernah direalisasikan, tetapi konsep ini telah mengilhami pengembangan superblock di berbagai kota.
Superblock sangat populer pada awal dan pertengahan abad ke-20, yang timbul dari ide-ide modern dalam arsitektur dan perencanaan kota. Sebuah superblock pada dasarnya jauh lebih luas daripada blok kota tradisional, dengan ukuran ruang bagi bangunan yang lebih besar, dan biasanya dibatasi oleh space secara luas, dan diakomodasi oleh arteri atau jalan protokol daripada jalan lokal di mana hirarki jalan telah menggantikan grid tradisional serta biasanya dilayani oleh jalan-jalan cul-de-saC
Perencana perkotaan Clarence Perry berpendapat untuk penggunaan superblocks dan ide-ide terkait di perencanaan “unit lingkungan”, bertujuan untuk mengatur ruang dengan cara yang lebih ramah bagi para pejalan kaki dan memberikan open plaza dan ruang bagi warga lain untuk bersosialisasi. Pada 1930-an, superblocks sering digunakan dalam pembaruan perkotaan proyek-proyek perumahan umum di kota-kota Amerika. Dalam menggunakan superblocks, proyek-proyek perumahan bertujuan untuk menghilangkan kembali lorong-lorong, yang sering dikaitkan dengan kondisi kumuh
Konsep Superblock
Konsep superblock diawali oleh pengaruh globalisasi kegiatan perekonomian, terjadinya sentralisasi pemerintahan, yang diikuti oleh aglomerasi kegiatan bisnis dan ekonomi, pemusatan kegiatan sosial dan budaya, dan semakin terpusatnya prasarana sistem transportasi. Sebagai suatu proses, pembangunan kota, baik secara parsial maupun menyeluruh seharusnya disadari secara bersama merupakan suatu tindakan mengubah kondisi sebelumnya. Karena itu berdasarkan tujuan membangun kawasan harus dipahami apakah tujuan tersebut dapat tercapai melalui teori yang diacu.
Paradigma pembangunan perkotaan memiliki makna yang luas, dan sangat interpretatif. Karena itu setiap kepentingan yang akan diprioritaskan melalui berbagai bentuk intervensi fisik dalam konsep pembangunan haruslah dilihat dari berbagai sudut pandang. Harus diingat pendapat dari Clarence Perry, bahwa penggunaan superblocks dan ide-ide terkait di perencanaan “unit lingkungan”, ditujukan untuk mengatur ruang dengan cara yang lebih ramah bagi para pejalan kaki dan memberikan open plaza dan ruang bagi warga lain untuk bersosialisasi.
Karena itu dalam meremajakan suatu kawsan perlu melihat metode-metode perencanaan yang tepat agar pola mixed-use yang tercapai dapat membangun integrasi yang efektif, mengembalikan fungsi ekonomi yang menurun, dan untuk kemudian dikembalikan kepada masyarakat sebagai pemilik sejarah kawasan tersebut.
konsep superblok adalah mencampurkan beberapa fungsi penggunaan lahan, mulai dari hunian, perkantoran, perbelanjaan, hingga hiburan dalam satu lokasi Setiap blok bangunan terhubung satu sama lain agar memudahkan orang berjalan kaki. Jalur pejalan kaki dibuat tidak bersinggungan dengan jalur kendaraan bermotor, baik di atas maupun di bawah tanah. Di beberapa sudut kawasan superblok dibuat kantong parkir dan semua orang didorong berjalan kaki saat akan pindah dari satu bangunan ke bangunan lain. Di sisi lain, pencampuran berbagai peruntukan lahan memungkinkan orang tidak perlu keluar dari kawasan superblok guna berangkat kerja atau pulang ke rumah. Hal-hal itu akan membuat volume lalu lintas di dalam dan di sekitar kawasan superblok akan berkurang.
Menurut Danisworo, kawasan di dekat halte atau stasiun angkutan massal seharusnya dikembangkan menjadi pusat aktivitas (transit oriented development/TOD). Setiap orang seharusnya mudah berjalan kaki untuk masuk dan bergerak ke semua bangunan di kawasan itu. Pembangunan fisik akan difokuskan di simpul-simpul angkutan massal dengan pola TOD. Lahan yang selama ini ditutupi dengan bangunan horizontal akan dikonsolidasi dengan banyak bangunan vertikal. Dengan demikian, akan tersedia lahan untuk ruang terbuka hijau dan taman interaksi warga. Kualitas hidup warga diharapkan dapat ditingkatkan karena polusi berkurang. Pergerakan warga juga akan lebih efektif karena angkutan massal langsung menuju ke pusat aktivitas. Penggunaan kendaraan pribadi dapat dibatasi sehingga kemacetan dapat ditekan. Sistem superblok adalah contoh perwujudan TOD yang efektif.
Prinsip Superblock
Superblok menawarkan efisiensi lahan dan pengurangan beban energi dan pergerakan kendaraan secara signifikan dimana hal tersebut merupakan akar permasalahan yang dihadapi seluruh kota besar di dunia.
Perancangan superblok seharusnya tidak membebani dan justru sebaliknya
harus mampu memperkuat struktur kota. Dengan pendekatan konsep perancangan
green architecture, selain meningkatkan kualitas hidup bagi penghuninya superblok
juga berkontribusi pada peningkatkan kualitas struktur terutama lingkungan kota.
harus mampu memperkuat struktur kota. Dengan pendekatan konsep perancangan
green architecture, selain meningkatkan kualitas hidup bagi penghuninya superblok
juga berkontribusi pada peningkatkan kualitas struktur terutama lingkungan kota.
Idealnya kawasan superblok mampu menjadi kawasan yang mandiri (independent controlled zone), dimana warga kota bisa tinggal, bekerja dan berekreasi (live, work & play district) dalam satu lokasi. Jika ini terjadi, maka ketergantungan warga kota untuk bepergian dengan kendaraan yang boros energi akan berkurang. Untuk kasus Jakarta, idealnya warga kota yang berkantor di Kuningan misalnya juga tinggal di kawasan yang sama, seperti halnya warga Hongkong yang tinggal dan bekerja di kawasan Central di pusat kota Hongkong. Dengan konsep ini kualitas waktu untuk interaksi sosial dengan keluarga pun bisa tetap dipertahankan dan waktu bekerja yang produktif bisa jauh lebih tinggi karena lokasi tempat kerja dan tinggal yang berdekatan (walkable environment).
Secara regional pun jika konsep superblok yang mandiri ini teraplikasikan dengan baik dan jumlahnya bisa berkembang secara signifikan, maka permasalahan ketidakefisienan sistem urban bisa sedikit banyak dikurangi. Apalagi jika antar kawasan-kawasan superblok mandiri ini bisa terkoneksi dengan baik oleh transportasi publik seperti halnya MRT, monorail atau busway.
Artikel ini disusun kelompok Superblock Angkatan 09 memenuhi tugas mata kuliah Teori Perencanaan 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar